aksi nyata 3.3
Assalamualaikum sahabat guru yang mulia.....
Izinkan dalam kesempatan kali ini mas banna menyampaikan tentang refleksi aksi nyata yang telah mas bana lakukan sebagai CGP. Semoga aksi nyata ini dapat membawa manfaat bagi diri saya dan umumnya bagi para guru lainnya.
PERISTIWA
LATAR BELAKANG
Guru merupakan
fasilitator atau pamong bagi peserta didiknya entah dalam kegiatan
ekstrakurikuler, intrakurikuler ataupun ko kurikuler. sebagaimana yang
disampaikan oleh ki hadjar dewantara tentang tujuan dari pendidikan yaitu
menuntun segala qodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia ataupun sebagai
anggota masyarakat. oleh sebab itu pendidik itu sifatnya hanya menuntun tumbuh
atau hidupnya kekuatan qodrat pada anak, baik qodrat alamnya ataupun qodrat
zamanya.
Ketika Pandemi covid 19 meluluhlantakkan peradaban pendidikan sehingga kegiatan yang mencakup intrakurikuler, ko kurikuler dan ekstrakurikuler tidak bisa berjalan secara optimal. Apalagi kegiatan ekstrakurikuler hampir tidak ada pergerakan untuk dilaksanakannya sebuah kegiatan.
Sahabat penggerak yang mulia, kita ketahui keadaan sekarang telah membaik dan ini menjadi kesempatan bagi guru dan perserta didik untuk realisasi kegiatan yang telah dirancang dan gagal karena pendemi untuk di laksanakan dalam bentuk aksi nyata di masa new normal ini guna menunjang kemampuan minat dan bakat dalam unsur kegiatan ekstrakurikuler.
Dari uraian di
atas saya sebagai CGP tertantang untuk menjadi fasilitator bagi peserta
didik untuk mengadakan kegiatan kemah
BANTARA dengan pemanfaatan aset sekolah dan daerah guna menunjang kwalitas
kegiatan kemah BANTARA tersebut. Dalam hal ini saya sebagai fasilitator
sekaligus sebagai pembina PRAMUKA juga menggali tentang suara, pilihan dan
kepemilikan peserta didik dalam kegiatan ini. Dengan memberikan hak akan suara,
pilihan dan kepemilikan maka akan terwujud student centered sehingga pemimpin
pembelajaran pada peserta didik dapat terwujud.
Dalam kegiatan ini
mulai dari rencana hingga aksi di lapangan merupakan hasil dari diskusi peserta
didik, yang mana dalam kegiatan ini kita sebut dengan kakak dewan ambalan.
Mereka berdiskusi secara mandiri terlebih dahulu lalu mereka melakukan
presentasi hasil diskusi tentang kegiatan yang mereka pilih didepan dewan guru
pembina PRAMUKA. Dan terpilihlah kegiatan kemah BANTARA.
Sahabat Guru
Penggerak yang budiman, mungkin dari uraian di atas sahabat semua
bertanya-tanya kenapa saya memilih program ini untuk aksi nyata? dan apa
alsannya?. Baiklah sahabat semua, saya akan jelaskan kenapa saya memilih
kegiatan ini?
Dengan berpijak
pada penjelasan di atas, saya memilih
program ini karna saya ingin mencoba realisasi dari filosofi KHD, saya mencoba
untuk menuntun qodrat anak dan mempoisiskan diri saya sebagai fasilitator, sehingga
akan tampak jiwa kolaborasi dan bernalar kritis pada anak. Dengan demikian
profil pelajar pancasila bukan sekedar angan belaka.
Selain alasan diatas(realisasli profil pelajar pancasila), saya juga mencoba untuk menerapkan student agency dengan mengakomodir voice, choice dan ownership dalam langkah-langkah kegiatan, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan kegiatan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
- Memberi ruang bagi peserta didik(dewan ambalan) untuk berdiskusi lalu membentuk kepanitiaan.
- Panitia yang telah disepakati melakukan koordinasi dan membuat proposal kegiatan.
- Panitia mempresentasikan rencana kegiatan kepada anggota lainnya dan didepan dewan pembina Pramuka.
- Setelah muncul kesepakatan besar dan revisi proposal serta sudah di setujui oleh kepala sekolah, ketua panitia menyodorkan proposal kepada pihak terkait untuk pengajuan dana(Bendahara sekolah).
- Panitia bersiap untuk eksekusi kegiatan.
Dari langkah-langkah di atas maka akan terwujud hasil yaitu terselanggaranya kegiatan kemah bantara dengan pemanfaatan aset sekolah dan daerah yang diawali dengan penjaringan voice, choice dan ownership. Apakah kegiatan tersebut tampak profil pelajar pancasila,diferensiasi dan student agencynya, ? jawabannya adalah sangat tampak sekali, hal itu dikarenakn setiap anak di beri kebebasan dengan kelompoknya masing-masing untuk menentukan peran sesuai kesepakatan. Dan dalam kegiatan ini terpilih 46 anak yang layak untuk dilantik dan mendapatkan palet BANTARA.
Berikut kami lampirkan gambar atau bukti fisik kegiatan:
Gambar di samping menunjukkan kegiatan awal, mulai dari perencanaan dan hingga aksi nyata. saya memfasilitasi mereka untuk berdiskusi dan memutuskan kegiatan yang mereka pilih. sehingga mereka memiliki kemerdekaan untuk menentukan.
Gambar kegiatan di samping menunjukkan panitia kemah bantara mempresentasikan hasil rencana awal kepada seluruh peserta kemah BANTARA dan dewan guru ambalan RAMA SINTA pangkalan SMAN 1 Banyudono sebelum diwujudkan dalam proposal kegiatan dan guru hanya FASILITATOR.
Panitia mengajukan proposal yang telah ditandatangani oleh bapak kepala sekolah kepada Bendahara sekolah untuk pencairan dana penunjang kegiatan sekolah agar berjalan dengan lancar.(guru hanya memberikan pendampingan)
Panitia kegiatan kemah bantara memberi kesempatan para peserta untuk berkumpul dengan kelompok regunya masing-masing guna persiapan bekal yang akan mereka pilih untuk di bawa dan pembagian tugas untuk setiap anggota regu serta pemilihan PINRU dan WAPINRU.
Persiapan menjelang upacara dalam rangka pembukaan kemah bantara. Kegiatan ini meningkatkan kolaborasi antar peserta dan anggota regu bahu membahu untuk mempersiapkannya supaya kegiatan berjalan lancar.
Pelaksanaan
upacara pembukaan kemah BANTARA berlangsung dengan khidmat wujud dari
Nasionalisme para prajamuda karana ambalan Rama Sinta awal dimulainya kegiatan
inti.
kegiatan
sore hari bermain beberapa permainan tempo dulu wujud dari menjaga permainan
tradisional agar tidak punah. permainan ini menumbuhkan kolaborasi antar
anggota pemain salah satunya adalah gubak sodor.
Kegiatan satu untuk malam hari adalah tentang
penyampaian kegiatan yang mengakomodir voice, choice dan ownership. pembina
akan memberi tugas pada penjelajahan esok hari dengan menerapkan suara, pilihan
dan kepemilikan dan kegiatan yang berdiferensiasi.
Kegiatan Api
Unggun pengingat dasa darma pramuka sebagai karakter yang wajib
ditunaikan oleh ambalan Rama Sinta SMAN 1 Banyudono. dalam kegiatan ini juga
tumbuh kolaborasi antar petugas pembawa obor api unggun.
Disinilah tugas
pos pertama akan dilaksanakan oleh tiap-tiap regu dalam penjelajahan. Tiap regu
berdiskusi dengan anggota regu untuk membuat dan memilih zel-zel yang mereka
pilih. mereka diberi kebebasan dalam memilih zel-zel.
Di pos terakhir
ini tiap regu diberi kesempatan untuk berdiskusi membuat refleksi dalam bentuk
artikel atau vlog dengan melalui pertanyaan-pertayaan pemantik yang telah kakak
pembina siapkan
Setelah
melaksanakan kegiatan kemah BANTARA ini merasakan kepuasan tersendiri karna
saya hanya sebagai fasilitator. Adapun untuk perencanaan hingga eksekusi
merupakan kerja dari panitia kemah BANTARA, saya hanya memberikan sedikit
masukkan dan mampu di eksekusi dengan baik oleh panitia dan anggota ambalan.
kegiatan ini sangat berdampak sekali buat anggota ambalan RAMA SINTA untuk
memunculkan kepemimpinan pada murid. dari kegiatan inilah mulai tampak
bibit-bibit pemimpin masa depan dalam lingkup ambalan atau yang lebih luas.
PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT
Dalam proses
kegiatan ini mulai dari perencanaan hingga eksekusi dalam aksi nyata sangatlah memberi dampak positif secara psikologis bagi
saya dan peserta didik khususnya dewan ambalan. ketika peserta didik membangun
kekuatan yang positif maka akan menghasilkan kegiatan yang berkwalitas sesuai dengan masa mereka dan guru
cukuplah sebagai pamomong bagi mereka supaya tidak keluar dari jalur karakter
yang di inginkan sesuai dengan tujuan sekolah dan ini merupakan bagian dari keberhasilan
dalam kegiatan tersebut. Adapun kegagalan adalah dalam pembatasan antara
laki-laki dan perempuan dalam game atau permainan karna jumlah laki-laki yang
tidak sebanding dengan perempuan karna mereka sudah masuk dalam masa aqil
baligh.
PENERAPAN UNTUK RENCANA PERBAIKAN
Dalam
kegiatan-kegiatan lainnya akan kami terapkan kembali mekanisme atau pola yang
sama dengan mengakomodir suara, pilihan dan kepemilikan guna mewujudkan
kepemimpinan pada murid, sehingga dampak ini tidak hanya dirasakan oleh dewan
ambalan saja tapi juga dalam kegiatan ekstrakurikuler yang lainnya. Adapun
kelemahan di atas sudah kami perbaiki dalam kegiatan lainnya dan alhamdulillah
membawa dampak yang positif. Kami juga selalu menghubungkan setiap kegiatan
dengan profil pelajar pancasila dan kepemimpinan pada murid kepada seluruh
peserta kegiatan.
Demikian yang dapat saya sampaikan ya sahabat...
Semoga bermanfaat ...
Wassalamualaikum Wr Wb.
Komentar
Posting Komentar