refleksi terbimbing.

assalamualikum sahabat pendidikan yang budiman.... 

kembali bersama mas banna dalam refleksi terbimbing budaya postif...

kita akan berbincang bersama dengan panduan pertayaan di bawah ini...




pertanyaan 1. 

Bagaimana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

"dalam materi ini memang butuh pemahaman extra untuk memahami isi modul ini, jika literasi kita buruk maka kita akan mengalami keguncangan-keguncangan,,, sekarang kita bahas satu persatu budaya positif diatas yaaa...."
 

Disiplin positif :

"Dalam budaya kita, makna kata ‘disiplin’ dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung menghubungkan kata ‘disiplin’ dengan ketidaknyamanan.

Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa 

“dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat ”self discipline” yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdeka. 
(Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka,  Cetakan Kelima, 2013, Halaman 470)

Pemikiran Ki Hajar ini sejalan dengan pandangan Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, 2001. Diane menyatakan bahwa arti dari kata disiplin berasal dari bahasa Latin, ‘disciplina’, yang artinya ‘belajar’. Kata ‘discipline’ juga berasal dari akar kata yang sama dengan ‘disciple’ atau murid/pengikut. Untuk menjadi seorang murid, atau pengikut, seseorang harus paham betul alasan mengapa mereka mengikuti suatu aliran atau ajaran tertentu, sehingga motivasi yang terbangun adalah motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik.  

Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, menyatakan ada 3 alasan motivasi perilaku manusia:
  • Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman
  •  Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. 
  • Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya

Posisi kontrol guru :

model disiplin yang berpusat pada murid, yang dikembangkan oleh Diane Gossen dengan pendekatan Restitusi, yang disebut dengan 5 Posisi Kontrol". diantara posisi kontrol tersebut adalah :
  • Penghukum: Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi. 
  • Pembuat Orang Merasa Bersalah: pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat orang merasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri.
  • Teman: Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid.
  • Monitor/Pemantau: Memonitor berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, kita dapat memisahkan hubungan pribadi kita dengan murid, sebagai seseorang yang menjalankan posisi pemantau.
  • Manajer: Posisi terakhir, Manajer, adalah posisi mentor di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri.Tugas seorang manajer bukan untuk mengatur perilaku seseorang. Kita membimbing murid untuk dapat mengatur dirinya. Seorang manajer bukannya memisahkan murid dari kelompoknya, tapi mengembalikan murid tersebut ke kelompoknya dengan lebih baik dan kuat. 

kebutuhan dasar manusia

"Setiap perbuatan manusia memiliki tujuan tertentu. Semua yang kita lakukan adalah usaha terbaik kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, sebetulnya saat itu kita sedang memenuhi satu atau lebih dari satu kebutuhan dasar kita, diantaranya yaitu :

  •  kebutuhan untuk bertahan hidup (survival)
  •  cinta dan kasih sayang (love and belonging)
  •  kebebasan (freedom),
  •  kesenangan (fun), dan 
  •  kekuasaan (power)

Ketika seorang murid melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya dikarenakan mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar mereka. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat satu persatu kelima kebutuhan dasar ini."  

keyakinan kelas 

 "tindakan atau perilaku yang kita lakukan di dalam kelas dapat menentukan terciptanya sebuah lingkungan positif. Perilaku warga kelas tersebut menjadi sebuah kebiasaan, yang akhirnya membentuk sebuah budaya positif. Untuk terbentuknya budaya positif pertama-tama perlu diciptakan dan disepakati keyakinan-keyakinan atau prinsip-prinsip dasar bersama di antara para warga kelas. hal ini digunakan untuk menentukan arah tujuan dari sebuah institusi/sekolah."

Segitiga Restitusi

Restitusi merupakan proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004) 

Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996). 

Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah. Penekanannya bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk menyenangkan orang lain atau menghindari ketidaknyamanan, namun tujuannya adalah menjadi orang yang menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka percayai.  Sebelumnya kita telah belajar tentang teori kontrol bahwa pada dasarnya, kita memiliki motivasi intrinsik.

ciri-ciri restitusi yang membedakannya dengan program disiplin lainnya adalah:

  • Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan
  • Restitusi memperbaiki hubungan
  • Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan
  • Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri
  • Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
  • Restitusi diri adalah cara yang paling baik
  • Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan
  • Restitusi menguatkan
  • Restitusi fokus pada solusi
  • Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya

pertanyaan 2

Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan konsep-konsep inti  tersebut dalam menciptakan budaya positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda.

saat saya mencoba menerapkan Budaya positif memang membutuhkan waktu yang cukup dan walhasil anak merasa di manusiakan karena dengan budaya positif lebih humanis.

pertanyaan 3

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, ada di posisi manakah Anda? Anda boleh menceritakan situasinya dan posisi Anda saat itu.

teman-teman semua.... mas bana memahami betul akan budaya positif baru-baru ini, tetapi ketika saya pelajari dan pahami mendalam rupaya saya sudah pernah menerapkan hal tersebut, entah sebagai manager atau teman.

pertanyaan 4

perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

kita tidak serta merta atau bahkan semena-mena memberikan hukuman pada peserta didik. saya lebih humanis mencari akar sebelum mencari buah.

pertanyaan 5

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?

penting sekali karena kita adalah manusia dan berinteraksi dengan manusia, memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dan ketika di hadang dengan permasalahan juga berbeda-beda tergantung posisi kita berada dimana

pertanyaan 6

Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?

semakin mewarnai pendidikan di sekolah tempat saya mengajar serta memberikan teladan akan penyelesaian masalah dan mengajak bersama-sama untuk serempak mempelajari modul ini karena yang kita ajar adalah sama yaitu MANUSIA.

pertanyaan 7

Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Cara mengimplementasikan dalam keseharian kita untuk konsisten, karena di butuhkan komitmen untuk menerapkan budaya positif.

pertanyaan 8
langkah awal apa yang akan Anda lakukan jika kembali ke sekolah/kelas Anda setelah mengikuti sesi ini?

langkah awal saya membuat keyakikan kelas dengan merubah pertauran menjadi keyakinan kelas bersama peserta didik

langkah berikutnya adalah mendiskusikan dan menyamakan pemahaman dengan guru BP sebagi konselor akan budaya positif sebelum kepada teman sejawat lainnya.


sahabat penggerak semua...demikan yang bisa mas bana sampaikan, semoga bermanfaat yaaaaa...

"TERGERAK, BERGERAK DAN MENGGERAKKAN"





Komentar

Postingan populer dari blog ini

koneksi antar materi 2.2